Karena seringnya pencuri masuk ke perumahan yang kami tempati, maka
warga perumahanku secara aklamasi menyewa penjaga malam dan warga boleh
boleh saja membantu mereka malam hari. Memang kebetulan rumah yang
kutempati di tengah perumahan itu tapi dua rumah di sebelahku belum
dihuni sehingga sering kali keempat rumah itu dibuat sebagai tempat
persembunyian.
Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.
“Aku
masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku
yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik
seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan
rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak
40 tahun.
Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai
daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya,
utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan,
walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung
dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak
besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua
puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia
kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.
“Sudah pukul
sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira
aku sudah tertidur. Beberapa saat kemudian kudengar dua orang
bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang
rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku
membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin
merah.
“Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles
bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun
tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
“Malam,
Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu
adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga
tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di
kampusnya.
“Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku
mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi
halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
“Wah
hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. “Nggak apa-apa,…
masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku. “Selamat malam,
Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku. “Sebentar
tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan
menuju dapur di belakang rumah.
“Di, lihat kamu ngga?!” terdengar
suara bisikan Pak Deran, “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak
Towadi., “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi, “Iya, Ran
muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi, Rupanya mereka
berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik
dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik
dasternya.
“Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran,
“Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi, “Eeh, ini malam Jum’at,
kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa
ditahan pelan, “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak
Deran.
Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan
kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan
lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku
tadi, mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan
perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau
pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling
dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku, pernah dibuat hampir tak
dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang
jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang
jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya,
biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya
yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua
datang ke rumahnya.
“Kalau sudah kena punya kami, pak, ….
Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik
kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu
kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.
Kemudian
kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran. Sudah
nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini
..he he he ?!” kata Pak Deran, “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian
baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!”
suara Pak Kardi lagi. Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan
untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran
yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan
kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.
Kemudian aku
terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu
kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.
“Eeeecch
?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ” kudengar desis istriku dan
akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati
pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku
memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung
bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.
Aku tak
percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit
itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong
keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40
watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri, sedangkan
tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk
huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal
keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan
kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis
“Heeeggghhh
?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi
seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu
dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya
tertarik ke depan. “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!!
!!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu
ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn
?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan
istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku
mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn
? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis. Tangan kanan Pak Deran
memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya
kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.
“EEecccchhhhhhhgggg
hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar
selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri,
sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris
itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak
Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan
istriku pun mengerang-erang …..
“Paaakk ? paaakkk….suuu.
..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan
?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat
dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar
hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol
istriku meliuk liuk tak karuan, kedua tangannya meramas pantat bahenol
nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang
keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan…..
“Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis,
selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris
ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.
`Paaaak
? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis
kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga
selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.
“Suudddaaaaah
paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis
desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya. “Diii… , elus lubang
kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong,
sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan
batang kemaluan nya sudah berdiri tegang. Pak Towadi langsung mengelus
lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh.
….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis. “Enak Bu Yati….?”
tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih
menempel di sarung keris itu. Istriku ngga menjawab, diam saja……
“Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. ..
“Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas,
“Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya. “Paaak …..oooohhhhhh.
…jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo ..
nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!”
kata Pak Deran.
Seperti diperintah sarung keris itupun menempel
di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan…. “Paak
….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu
mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar
kembali. “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang
nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan
dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis
dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri
dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap
paha mulusnya.
Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan
selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak
Deran, Mbah Gandul itu. Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal
pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan …..
“Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis
panjang istriku. “Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik
Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran. “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat
menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang
malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti
dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he
he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri
tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar
meninggalkan istriku yang terbengong.
“Mmmpppff ….oooohhhhh.
…beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu
telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia
berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi….. “Mbaaaah uummppfff
oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis
keras. “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh
gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh
ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat
sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat
duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya
memebanjir dan nafasnya terengah engah
“Eccchhhghghghg mbaaaaah
Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai
orgasme malam itu. Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan
beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu
di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul
kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya
mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
“Mbaaah…mmmbbaahh
hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia
mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya
tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan
berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….
“Mas…maaasss.
… bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku “Kamu kelihatanya kok kumal
dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!” “Maas ?!!!!!” kata
istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..
Selang seminggu
kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga
Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku
dengan alasan untuk minum kopi. Sudah sejak jam 7 malam aku masuk
kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira
jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku
yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar
suara Pa Towari dan Pak Deran… “Selamat bu Yati…. apa bapak masih
bangun…?” “Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7
tadi…!!!” terdengar sahutan istriku….. “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya
hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu
silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku
lagi, sambil berjalan masuk kedalam.
Sesaat kemudian kudengar
suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan… “Bu Yati, nggak bilang
suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak
Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku. Tak selang kemudian
terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan……. “Ooooohhhh..
..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba “Kenapa, Bu
Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari
kembali. “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba,
kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa
aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu
kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri
diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan
mengatupkan kedua kakinya. “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak
Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut
kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan
penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti
buah pace mendekati mulut istriku.
“Jaaa….jaaangaann nn
paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan
tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju
dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat
dengan mulut istriku. “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak
Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah
dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak
Towadi. “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku
?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan
“Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti
maksud kata-kata Pak Deran, kemudian Pak Towadi mencabut penis
berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk
dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku,
sedang Pak Deran dikanan istriku. “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!”
kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya
sendiri.
“Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku
masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai
akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. .. “Itilmu Bu
Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat
memepermainkan kelentiitnya. “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis “Kenapa, Bu
Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis “Ran Bu
Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri
dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan
betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan, kontol herdernya
yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut
sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang
istriku yang akan lari. “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..”
istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan
istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan, langsung menyusup di antara
kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww.
……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang
gundul dijilati Tarzan.
Rupanya si Tarzan sudah terlatih
merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang
berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang
lebar “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak
aaaahhcchhchchc ?” istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan
Tarzan di selangkangan nya. “Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak
Deran terkekeh kekeh “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss
paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch
ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak
Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya
malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit,
bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang
kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun
terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras
tetapi Tarzan, si kontol herder itu terus merangsang istriku dengan
jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan
istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima
meledak.
Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran
membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik
kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua
lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan
batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung
melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan
Tarzan ke liang vagina istriku dan “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu
mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku
mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina
istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya
sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis “wwwhhh
wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan
istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!”
istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang
keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.
Best sangat cerita ni.. Buatkan saya nak baca tiap hari..
BalasHapusTumpang Iklan
Abang..seronoknya..
Nak lagi..boleh?
>>>Enlargexl:Besarkan Zakar <<<